ISTITSNA
( اِسْتِثْنَاء )
Istisna dalam bahasa Indonesia
berarti"pengecualian" yakni;
mengeluarkan sesuatu dari pembicaraan yang sebelumnya dengan menggunakan
huruf-huruf khusus yang disebut huruf istisna.
Contoh:
F Orang-orang
berdiri kecuali Zaed
|
o قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا
|
F Murid-murid tak
ada yang pulang kecuali seorang murid
|
o مَا رَجَعَ التَّلاَمِيْذُ غَيْرَ تِلْمِيْذٍ
|
1. kata زَيْدًا pada contoh yang
pertama dikeluarkan dari pembicaraan yang sebelumnya yaitu قَامَ القَوْم ُ
oleh اِلاَّ
( kecuali ) artinya ketika orang-orang telah berdiri zaid tidak ikut
berdiri. Proses seperti ini disebut Istisna. Demikian juga dengan kata تِلْمِيْذٍ
yang dikeluarkan dari pembicaraan sebelumnya oleh kata غَيْرَ .
2. اِلاَّ dan غَيْرَ adalah salah
satu huruf istisna.
3. kata yang
terletak sebelum huruf istisna, seperti
kata القَوْم ُdan التَّلاَمِيْذُ disebut mustasna minhu.
4. kata yang
terletak setelahhuruf istisna seperti kata زَيْدًا
dan تِلْمِيْذٍdisebut Mustasna.
5. mustasna minhu harus mangandung pengertian yang umum,
yakni lebih luas cakupannya daripada mustasna.
& . Huruf-huruf Istisna
( وَحُرُوْفُ الاِسْتِْنَاءِ ثَمَانِيَةٌ
وَهِيَ: اِلاَّ وَغَيْرُ وَسِوَى وَسُوًا وَسَواءٌ وَخَلاَ وَعَدَا وَحَاشَا).
Huruf-huruf Istisna ada 8 ( delapan ):
4. سِوًى
|
3. سُوًى
|
2. غَيْرُ
|
1. اِلاَّ
|
8. حَاشَا
|
7. عَدَا
|
6. خَلاَ
|
5. سَوَاءٌ
|
& . I'rob Mustasna
( فَالمُسْتَثْنَى بِاِلاَّ يُنْصَبُ اِذَا كَانَ الكَلاَمُ
مَنْفِيًّا مُوْجَبًا نَحْوُ قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا وَخَرَجَ النَّاسُ
اِلاَّ عَمْرًا. وَاِنْ كَانَ الكَلاَمُ مَنْفِيًّا تَامًّا جَازَ فِيْهِ البَدَلُ
وَالنَّصْبُ عَلَى الاِسْتِثْنَاءِ نَحْوُ مَا قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدٌ وَاِلاَّ
زَيْدًا. وَاِنْ كَانَ الكَلاَمُ نَاقِصًا كَانَ عَلَى حَسَبِ العَوَامِلِ نَحْوُ
مَاقَامَ اِلاَّ زَيْدٌ وَمَاضَرَبْتُ اِلاَّ زَيْدًا وَمَا مَرَرْتُ اِلاَّ
بِزَيْدٍ )
I'rob mustasna berbeda-beda tergantung
kepada huruf-huruf istisna yang dipergunakan, juga kepada bentuk susunan
kalimat yang dikecualikan.
1. i'rob mustasna dengan اِلاَّ ada tiga
gambaran:
a. Mustasna harus
dinashobkan, apabila susunan kalimat berbentuk kalam taam ( تَام
) yang mujab ( موجب ). Taam artinya sempurna yakni mustasna
minhunya disebutkan, sedangkan mujab
artinya positip, yakni susunan kalimatnya tidak didahului dengan haraf nafyi
seperti ما dan لا yang berarti
tidak atau haraf nahyi seperti لا yang berarti jangan dan sebagainya. Singkatnya mustasna dengan الاّ harus
dinashobkan jika mustasna minhunya disebutkan dan susunan kalimatnya berbentuk
positif ( tidak mengandung arti tidak atau jangan ). Contoh:
F Orang-orang
berdiri kecuali Zaed
|
o قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا
|
F Orang-orang
keluar kecuali amar
|
o خَرَجَ النَّاسُ اِلاَّ عَمْرًا
|
F Orang-orang
yang beramal semuanya celaka kecuali orang-orang yang ikhlas
|
o هَلَكَ العَامِلُوْنَ اِلاَّ المُخْلِصيْنَ
|
Kata زَيْدًا , عَمْرًا , المُخْلِصيْنَ adalah mustasna yang wajib dinashobkan, sebab mustasna minhunya
disebutkan yaitu kata القَوْمُ , العَامِلُوْنَ النَّاسُ juga susunan
kalimatnya berbentuk positif, tidak mengandung arti "tidak" atau
jangan". Seperti pada terjemah di dalam contoh di atas.
b. Mustasna boleh dinashobkan, sesuai dengan asal istisna
dan boleh juga mengikutii'rob mustasna minhunya dengan kedudukan sebagai badal,
apabila susunan kalimatnya berbentuk kalam taam ( تام ) tapi manfy ( منفى ) artinya negative ( mengandung arti tidak atau 'jangan")
Tegasnya mustasna boleh dinashobkan sebagai istisna dan boleh juga
mengikuti i'rob
mustasna minhunya sebagai badal, jika mustasna
minhunya disebutkan dan susuanan
kalimatnya berbentuk negative
( mengandung arti "tidak"atau "jangan".
Contoh:
F Orang-orang
tidak berdiri kecuali Zaed
|
o مَاقَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا او اِلاَّ زَيْدٌ
|
F Aku tidak minum
air kecuali seteguk
|
o مَا شَرِبْتُ المَاءَ اِلاَّ جُرْعَةً او جُرْعَةً
|
F Kami tidak membutuhkannilmu
kecuali yang bermanfaat
|
o لاَنَحْتَاجُ اِلَى العِلْمِ اِلاَّ النَّافِعَ اَو
النَّافِعِ
|
Ket: Kata زَيْدًا , جُرْعَةً dan النَّافِعَ adalah mustasna
yang dinashobkan sesuai dengan aturan istisna.
Sedangkan kata زَيْدٌ , جُرْعَةًdan النَّافِعِ adalah mustasna yang mengikuti i'rob mustasna minhunya yaitu
kata القَوْمُ, المَاءَdan kata العِلْمِ. dalam hal ini
mustasna menjadi badal dari mustasnaminhunya. kedua-duanyapun boleh digunakan,
sebab pada contoh-contoh di atas mustasna minhunya disebutkan juga susunan
kalimatnya berbentuk negative ( memberikan arti tidak ) seperti yang terbaca,
pada terjemahan contoh-contoh di atas.
c. Mustasna,
i'robnya boleh rofa, boleh nasahab dan boleh khofadz, tergantung
kepada tuntutan
amil yang berada sebelumnya, yakni: jika amilnya menuntut nashab maka harus
dinashobkan, begitu juga kalau amilnya itu menuntut khofadl maka harus
dikhofadlkan. Hal ini terjadi jika susunan kalimatnya berbentuk kalam naqish ( ناقص ) yakni kalam
yang mustasna minhunyatidak disebutkan.
Contoh:
F Tidak berdiri
kecuali Zaid
|
o مَاقَامَ اِلاَّ زَيْدٌ
|
F Aku tidak memukul
kecuali kepada Zaid
|
o مَا ضَرَبْتُ الاَّ زَيْدًا
|
F Saya tidak
melewati kecuali kepada zaid
|
o مَا مَرَرْتُ اِلاَّ بِزَيْدٍ
|
& I'rob Mustasna dengan غير dan سوًى
( وَالمُسْتَثْنَى
بِغَيْرِ وَسِوًى وَسُوًى وَسَوَاءٍ مَجْرُوْرٌ لاَ غَيرُ ).
I'rob mustasna dengan غير dan سوًى
wajib dijarkan. Contoh:
F Semua manusia
beristirahat kecuali penjaga
|
o استَراحَ النَّاسُ غَيْرَ الحَرِيْصِ
|
F Tidak ada yang
kekal bagi mnanusia kecuali ilmu
|
o لاَ يَبْقَى للإِنْسَانِ شَيْئٌ غَيْرَ العِلْمِ أَوْ
غَيْرُ العِلْمِ
|
F Tidak akan
meraih kesuksesan kecuali yang giat
|
o لَنْ يَحْصُلَ عَلَى النَجَاحِ غَيْرُ المُجِدِّ
|
F Kiat tidak suka
kecuali kepada orang yang adil
|
o لاَ نُحِبُّ غَيْرَ العَادِلِ
|
F Suatu bangsa
tidak akan jaya tanpa berakhlak
|
o لاَ يَسُودُ الشَعْبُ بِغَيْرِ الأَخْلاَقِ
|
F
|
o تَقَدَّمَ الطَلَبَةُ سِوَى فَرِيْدٍ الكَسْلاَنِ
|
Catatan: hukum i'rob غير, سوًى
adalah seperti hukum mustasna dengan اِلاَّ ,
sebagaimana contoh di atas.
& I'rob Mustasna dengan خلا,عَدا danحاشا
( وَالمُسْتَثْنَى بِخَلاَ وَعَدَا وَحَاشَا
يَجُوْزُ نَصْبُهُ وَجَرُّهُ نَحْوُ قَامَ القَوْمُ خَلاَ زَيْدًا وَزَيْدٍ
وَعَدَا عَمْرًا وَعَمْرٍو وَحَاشَا بَكْرًا وَبَكْرٍ ).
I'rob mustasna dengan خلا,عَدا danحاشا boleh dinashobkan sebagai maf'ul bih ( menurut
pendapat yang mengatakan bahwa itu adalah fiil ) dan boleh juga dijarkan (
menurut pendapat yang mengatakan bahwa خلا, عَد dan حاشا adalah haraf ).
Contoh:
& قَامَ القَومُ خَلاَ زَيْدًا اَوْزَيْدٍ ( عَدَا
زَيْدًا اَوْعَدَا زَيْدٍ حَاشَازَيْدًا اَو حَاشَا زَيْدٍ )
& مَا قَامَ القَوْمُ خَلاَ زَيْدًا اَوْزَيْدٍ (
عَدَا, حَاشَا )
& مَا قَامَ خَلاَ زَيْدًا اَوْزَيْدٍ ( عَدَا,
حَاشَا )
Bagikan
Pembahasan Tentang ISTITSNA dan Contohnya
4/
5
Oleh
LM
3 komentar
Tulis komentarpengertian taam mujab dan ghoru mujab
ReplyAssalamu'alaikum terima kasih atas ilmunya..
Reply