Monday, January 15, 2018

Pengertian Maf’ul Min Ajlih dan Contohnya

Pengertian Maf’ul Min Ajlih dan Contohnya

MAF’UL MIN AJLIH
المَفْعُوْلُ مِنْ أَجْلِهِ
a. Pengertian Maf’ul Min Ajlih 

( وَهُوَ الاِسْمُ المَنْصُوْبُ الَّذِى يُذْكَرُ بَيَانًا لِسَبَبِ وُقُوْعِ الفِعْلِ )
Maf'ul min ajlih adalah isim yang dinashobkan yang disebutklan untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa.
( نَحْوُ قَوْلِكَ قَامَ زَيْدٌ اِجْلاَلاً لِعَمْرٍو وَقَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوْفِكَ ).
Contoh:
F Zaid berdiri karena menghormati amar
o       قَامَ زَيْدٌ اِجْلاَلاً لِعَمْرٍ
F Aku datang kepadamu karena mencari kebaikanmu
o       قَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ
F Saya tinggal di pesantren karena / untuk mencari pengetahuan
o       سَكَنْتُ فِى المَعْهَدِ طَلَبًا لِلْعِلْمِ
Kata اِجْلاَلاً kedudukannya sebagai maf'ul min ajlih karena ia merupakan isim yang dinashobkan yang mengandung arti alasan atau sebab terjadinya suatu peristiwa atau perbuatan. Dalam contoh ini perbuatannya adalah "berdirinya zaid".

Demikian juga kata اِبْتِغَاءَ dan kata طَلَبًا berkedudukan sebagai maf'ul min ajlih, sebab ia merupakan isim yang dinashoblkan yang mengandung pengertian alasan atau sebab terjadinya "menetapnya saya di pesantren"dalam kalimat (سَكَنْتُ فِى المَعْهَدِ ).
Baca selengkapnya

Pengertian dan Pembagian Munada

Pengertian dan Pembagian Munada

MUNADA
بَابُ المُنَادَى

a. Pengertian Munada
اِسْمٌ يُذْكَرُ بَعْدَ حَرْفٍ مِنْ حُرُوْفِ النِدَاءِ اِسْتِدْعَاءً
“Munada adalah isim yang disebutkan setelah salah satu huruf nida sebagai panggilan”.

Contoh :
F Wahai Muhammad
o       يَا مُحَمَّدُ !
F Wahai murid laki-laki
o       يَا تِلْمِيْذُ !
F Wahai murid laki-laki
o       يَا تِلْمِيْذًا !
F Wahai Abdulloh
o       يَا عَبْدَ اللهِ !
F Wahai yang cantik wajahnya
o       يَا جَمِيْلاً وَجْهُهُ !

b.  Pembagian Munada

( المُنَادَى خَمْسَةُ اَنْوَاعٍ: المُفْرَدُ العَلَمُ وَالنَّكِرَةُ المَقْصُودَةُ وَالنَّكِرَةُ غَيْرُ المَقْصُوْدَةِ وَالمَضَافُ وَالمَشَبَّهُ بِالمُضَافِ. فَاَمَّا المُفْرَدُ العَلَمُ وَالنَّكِرَةُ المَقْصُوْدَةُ فَيُبْنَيَانِ عَلَى الضَّمِّ مِنْ غَيْرِ تَنْوِيْنٍ نَحْوُ يَا زَيْدث وَيَا رَجُلُ. وَالثَّلاَثَةُ البَاقِيَةُ مَنْصُوْبَةٌ لاَغَيْرُ ).
Munada المُنَادَى itu ada lima macam :
1. Munada mufrod alam ( المُفْرَدُ العَالَمُ )
2. Munada nakiroh maksudah ( النَكِرَةُ المَقْصُوْدَةُ )
3. Munada nakiroh ghoer maksudah ( النَكِرَةُ غَيْرُ المَقْصُوْدَةِ )
4. Munada mudlof ( المُضَافُ )
5. Munada Al-musyabbih bil-mudlof ( المُشَبِّهُ بِالْمُضَافِ ).

1. Munada Mufrod Alam
Yaitu munada yang terdiri dari kata nama tunggal (tidak terdiri dari dua kata). Contoh :
يَا زَيْدُ ، يَا مُحَمَّدُ ، يَا فَاطِمَةُ ، يَا زَيْنَبُ
Munada mufrod alam ini hukumnya mabni dlommah.
2. Munada Nakiroh maksudah
Yaitu munada yang terdiri dari isim nakiroh, yang ditujukan kepada pihak tertentu. Contoh :
يَا رَجُلُ ، يَا اِمْرَأَةُ ، يَا وَلَدُ ، يَا بِنْتُ ، يَا تِلْمِيْذُ ، يَا تِلْمِيْذَةُ
Munada nakiroh maksudah ini hukumnya sama dengan munada mufrod alam, yaitu harus dibaca mabni dlommah tanpa tanwin.
3. Munada Nakiroh Ghoer Maksudah
Yaitu munada yang terdiri dari isim nakiroh, yang tidak ditujukan kepada pihak tertentu.
Contoh :
يَا رَجُلاً ، يَا اِمْرَأَةً ، يَا وَلَدًا ، يَا بِنْتًا ، يَا تِلْمِيْذًا ، يَا تِلْمِيْذَةً
Munada nakiroh ghoer maksudah ini hukumnya harus dibaca nasab.
4. Munada Mudlof
Yaitu munada yang terdiri dari dua kata yang telah menjadi satu arti. Contoh :
يَا عَبْدَ اللهِ ، يَا رَسُوْلَ اللهِ ، يَا رَبَّ السَّمَاءِ
Munada mudlof ini, hukumnya harus dibaca nasab.
5. Munada Al-musyabbihu bil-mudlof
Yaitu munada yang terdiri dari dua kata dan kata yang keduanya merupakan penyempurna bagi pengertian kata yang pertama.
Contoh :

F Wahai yang cakap wajahnya
o       يَا جَمِيْلاً وَجْهُهُ
F Wahai yang mendaki gunung
o       يَا طَالِعًا جَبَلاً
F Wahai yang keras hatinya
o       يَا قَاسِيًا قَلْبُهُ
F Wahai yang memukul Zaed
o       يَا ضَارِبًا زَيْدًا


Munada al-musyabbah bil-mudlof ini hukumnya, harus dibaca nasab.
Baca selengkapnya

Pembahasan Singkat Bab Laa [Jurumiyah]

Pembahasan Singkat Bab Laa [Jurumiyah]

BAB LAA
بَابُ لاَ

( اِعْلَمْ اَنَّ لاَ تَنْصِبُ النَّكِرَاتِ بِغَيْرِ تَنْوِيْنٍ اِذَا بَاشَرَتِ النَّكِرَةِ وَلَمْ تَتَكَرَّرْ لاَ نَحْوُ لاَرَجُلَ فِى الدَّارِ فَاِنْ لَمْ تُبَاشِرْهَا وَجَبَ الرَّفْعُ وَوَجَبَ تِكْرَرُ لاَ نَحْوُ لاَ فِى الدَّارِ رَجُلٌ وَلاَ امْرَأَةٌ. فَاِنْ تَكَرَّرَتْ جَازَ اِعْمَالُهَا وَ     اِلْغَاءُهَا فَاِنْ شِئْتَ قُلْتَ: لاَرَجُلَ فِى الدَّارِ وَلاَامْرَأَةَ وَاِنْ شِئْتَ قُلْتَ : لاَرَجُلٌ فِى الدَّارِ وَلاَامرَأَةٌ ).

Bab ini akan menjelaskan لا yang berfungsi untuk menafikan atau meniadakan jenis. Dalam bahasa Arab لا semacam ini suka disebut dengan لا النَّافِيَةُ للْجِنْسِ ( tidak ada satupun ).
لا النَّافِيَةُ للْجِنْسِ ini beramal seperti halnya اِنَّ yaitu menashobkan  isimnya dan meropakan khobarnya, hanya saja isim لا dan khobarnya ini harus terdiri dari isim nakiroh.
Isim nakiroh yang telah dimasuki oleh" لا النَّافِيَةُ للْجِنْسِ harus dinashobkan tanpa memakai tanwin – jika:
1. antara لا dan isimnya itu bersambung ( tidak terpisah dulu oleh kalimat lain )
2.  لا nya tidak dibaca berulang-ulang.
Contoh :
F Tidak ada seorang laki-laki pun di rumah
o       لاَ رَجُلَ فِى الدَّارِ
F Tidak ada seorang wanita pun di sekolah
o       لاَ إِمْرَأَةَ فِى المَدْرَسَةِ
Kata رَجُلَ " (jenis laki-laki ) dan kata إِمْرَأَةَ ( jenis wanita ) adalah isim nakiroh yang telah dimasuki oleh " لا النَّافِيَةُ للْجِنْسِ" sehingga i'robnya pun dinashobkan. Dalam hal ini kata " رَجُلَ dan kata إِمْرَأَةَ  disebut Isim لا ( اسم لاَ ).
Kemudiana jika لا dan isimnya tidak bersambung ; terpisah dulu oleh kalimat yang lain, maka isim لاharus dirofakan dan لا –nya harus dibaca berulang-ulang. Contoh:

F Tidak ada satupun di rimah laki-laki juga perempuan
o       لاَ فى الدَّّارِ رَجُلٌ وَلاَ امرَأَةٌ
F Tidak ada sedikitpun di sana keraguan dan kebimbangan
o       لاَ فِيْهِ رَيْبٌ وَلاَ شَكٌّ
F Kami tidak memiliki ilmu dan tidak juga harta
o       لاَ لَنَا عِلْمٌ وَلاَ مَالٌ

Kata رَجُلَ " dan امرَأَةٌ ,kata رَيْبٌ dan kata  شَكٌّ serta kata   عِلْمٌdan   مَالٌ" adalah Isim لا  yang dirofakan, sebab antara لا dan isimnya tidak berhubungan langsung, tapi terpisah dulu oleh kata yang lain yaitu:" فى الدَّّارِ, فِيْهِdan لَنَا".
Selanjutnya jika gambarannya seperti yang pettama yakni"لا dengan isimnya berhubungan langsung;tanpa terpisah dulu oleh kalimat yang lain, serta لا-nya ingin dibaca berulang-ulang, maka kita boleh memilih antara dua cara berikut ini, yaitu:
1. " لا" boleh difungsikan ( diamalkan )yakni لا itu menashobkan isimnya tanpa tanwin.
2. " لا" tidak difungsikan (dianggurkan ) yakni . " لا" itu tidak menashobkan isimnya dengan tanpa memakai tanwin seperti biasanya.
¨                                                                           Contoh. " لا" yang diamalkan ( difungsikan )
F Tidak ada satupun laki-laki di rumah juga perempuan
o       لاَ رَجُلَ فِى الدَّارِ وَلاَ اِمْرَأَةَ
F Tidak ada sedikitpun harta juga ilmu yang kami miliki
o       لاَ عِلْمَ وَلاَ مَالَ لَنَا
F Tidak ada sedikitpun upaya juga kekuatan kecuali dengan pertolongan Allloh
o       لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
¨      Contoh. " لا" yang tidak diamalkan ( difungsikan )
      

F Tidak ada satupun klaki-laki di rumah juga perempuan
o       لاَ رَجُلٌ فِى الدَّارِ وَلاَ اِمْرَأَةٌ
F Tidak ada sedikitpun harta juga ilmu yang kami miliki
o       لاَ عِلْمٌ وَلاَ مَالٌ لَنَا
F Tidak ada sedikitpun upaya juga kekuatan kecuali dengan pertolongan Allloh
o       لاَ حَوْلٌ وَلاَ قُوَّةٌ اِلاَّ بِاللهِ
Baca selengkapnya

Pembahasan Tentang ISTITSNA dan Contohnya

Pembahasan Tentang ISTITSNA dan Contohnya

ISTITSNA
( اِسْتِثْنَاء )

Istisna dalam bahasa Indonesia berarti"pengecualian" yakni; mengeluarkan sesuatu dari pembicaraan yang sebelumnya dengan menggunakan huruf-huruf khusus yang disebut huruf istisna.
  Contoh:
F Orang-orang berdiri kecuali Zaed
o       قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا
F Murid-murid tak ada yang pulang kecuali seorang murid
o       مَا رَجَعَ التَّلاَمِيْذُ غَيْرَ تِلْمِيْذٍ
1. kata زَيْدًا pada contoh yang pertama dikeluarkan dari pembicaraan yang sebelumnya yaitu قَامَ القَوْم  ُ oleh اِلاَّ ( kecuali ) artinya ketika orang-orang telah berdiri zaid tidak ikut berdiri. Proses seperti ini disebut Istisna. Demikian juga dengan kata تِلْمِيْذٍ yang dikeluarkan dari pembicaraan sebelumnya oleh kata غَيْرَ .
2. اِلاَّ dan غَيْرَ adalah salah satu huruf istisna.
3. kata yang terletak sebelum huruf  istisna, seperti kata القَوْم  ُdan التَّلاَمِيْذُ disebut mustasna minhu.
4. kata yang terletak setelahhuruf istisna seperti kata زَيْدًا dan تِلْمِيْذٍdisebut Mustasna.
5. mustasna minhu harus mangandung pengertian yang umum, yakni lebih luas cakupannya daripada mustasna.
& . Huruf-huruf Istisna
( وَحُرُوْفُ الاِسْتِْنَاءِ ثَمَانِيَةٌ وَهِيَ: اِلاَّ وَغَيْرُ وَسِوَى وَسُوًا وَسَواءٌ وَخَلاَ وَعَدَا وَحَاشَا).
Huruf-huruf Istisna ada 8 ( delapan ):
4. سِوًى
3. سُوًى
2. غَيْرُ
1. اِلاَّ
8. حَاشَا
7. عَدَا
6. خَلاَ
5. سَوَاءٌ
& . I'rob Mustasna

( فَالمُسْتَثْنَى بِاِلاَّ يُنْصَبُ اِذَا كَانَ الكَلاَمُ مَنْفِيًّا مُوْجَبًا نَحْوُ قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا وَخَرَجَ النَّاسُ اِلاَّ عَمْرًا. وَاِنْ كَانَ الكَلاَمُ مَنْفِيًّا تَامًّا جَازَ فِيْهِ البَدَلُ وَالنَّصْبُ عَلَى الاِسْتِثْنَاءِ نَحْوُ مَا قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدٌ وَاِلاَّ زَيْدًا. وَاِنْ كَانَ الكَلاَمُ نَاقِصًا كَانَ عَلَى حَسَبِ العَوَامِلِ نَحْوُ مَاقَامَ اِلاَّ زَيْدٌ وَمَاضَرَبْتُ اِلاَّ زَيْدًا وَمَا مَرَرْتُ اِلاَّ بِزَيْدٍ )

I'rob mustasna berbeda-beda tergantung kepada huruf-huruf istisna yang dipergunakan, juga kepada bentuk susunan kalimat yang dikecualikan.
1. i'rob mustasna dengan اِلاَّ ada tiga gambaran:
a. Mustasna harus dinashobkan, apabila susunan kalimat berbentuk kalam taam ( تَام ) yang mujab ( موجب ). Taam artinya sempurna yakni mustasna minhunya disebutkan, sedangkan mujab artinya positip, yakni susunan kalimatnya tidak didahului dengan haraf nafyi seperti ما dan لا yang berarti tidak atau haraf nahyi seperti لا yang berarti jangan dan sebagainya. Singkatnya mustasna dengan الاّ harus dinashobkan jika mustasna minhunya disebutkan dan susunan kalimatnya berbentuk positif ( tidak mengandung arti tidak atau jangan ). Contoh:
F Orang-orang berdiri kecuali Zaed
o       قَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا
F Orang-orang keluar kecuali amar
o       خَرَجَ النَّاسُ اِلاَّ عَمْرًا
F Orang-orang yang beramal semuanya celaka kecuali orang-orang yang ikhlas
o       هَلَكَ العَامِلُوْنَ اِلاَّ المُخْلِصيْنَ
Kata زَيْدًا , عَمْرًا , المُخْلِصيْنَ adalah mustasna yang wajib dinashobkan, sebab mustasna minhunya disebutkan yaitu kata القَوْمُ , العَامِلُوْنَ النَّاسُ juga susunan kalimatnya berbentuk positif, tidak mengandung arti "tidak" atau jangan". Seperti pada terjemah di dalam contoh di atas.
b. Mustasna boleh dinashobkan, sesuai dengan asal istisna dan boleh juga mengikutii'rob mustasna minhunya dengan kedudukan sebagai badal, apabila susunan kalimatnya berbentuk kalam taam ( تام ) tapi manfy ( منفى ) artinya negative ( mengandung arti tidak atau 'jangan")
Tegasnya mustasna boleh dinashobkan sebagai istisna dan boleh juga mengikuti i'rob mustasna minhunya sebagai badal, jika mustasna minhunya disebutkan dan susuanan kalimatnya berbentuk negative ( mengandung arti "tidak"atau "jangan".
Contoh:
F Orang-orang tidak berdiri kecuali Zaed
o       مَاقَامَ القَوْمُ اِلاَّ زَيْدًا او اِلاَّ زَيْدٌ
F Aku tidak minum air kecuali seteguk
o       مَا شَرِبْتُ المَاءَ اِلاَّ جُرْعَةً او جُرْعَةً
F Kami tidak membutuhkannilmu kecuali yang bermanfaat
o       لاَنَحْتَاجُ اِلَى العِلْمِ اِلاَّ النَّافِعَ اَو النَّافِعِ
Ket: Kata زَيْدًا , جُرْعَةً dan النَّافِعَ adalah mustasna yang dinashobkan sesuai dengan aturan istisna.
Sedangkan kata زَيْدٌ , جُرْعَةًdan النَّافِعِ adalah mustasna yang mengikuti i'rob mustasna minhunya yaitu kata القَوْمُ, المَاءَdan kata العِلْمِ. dalam hal ini mustasna menjadi badal dari mustasnaminhunya. kedua-duanyapun boleh digunakan, sebab pada contoh-contoh di atas mustasna minhunya disebutkan juga susunan kalimatnya berbentuk negative ( memberikan arti tidak ) seperti yang terbaca, pada terjemahan contoh-contoh di atas.
c. Mustasna, i'robnya boleh rofa, boleh nasahab dan boleh khofadz, tergantung kepada tuntutan amil yang berada sebelumnya, yakni: jika amilnya menuntut nashab maka harus dinashobkan, begitu juga kalau amilnya itu menuntut khofadl maka harus dikhofadlkan. Hal ini terjadi jika susunan kalimatnya berbentuk kalam naqish ( ناقص ) yakni kalam yang mustasna minhunyatidak disebutkan.
Contoh:
F Tidak berdiri kecuali Zaid
o       مَاقَامَ اِلاَّ زَيْدٌ
F Aku tidak memukul kecuali kepada Zaid
o       مَا ضَرَبْتُ الاَّ زَيْدًا
F Saya tidak melewati kecuali kepada zaid
o       مَا مَرَرْتُ اِلاَّ بِزَيْدٍ
& I'rob Mustasna dengan غير dan سوًى
( وَالمُسْتَثْنَى بِغَيْرِ وَسِوًى وَسُوًى وَسَوَاءٍ مَجْرُوْرٌ لاَ غَيرُ ).
I'rob mustasna dengan غير dan سوًى wajib dijarkan.  Contoh:
F Semua manusia beristirahat kecuali penjaga
o       استَراحَ النَّاسُ غَيْرَ الحَرِيْصِ
F Tidak ada yang kekal bagi mnanusia kecuali ilmu
o       لاَ يَبْقَى للإِنْسَانِ شَيْئٌ غَيْرَ العِلْمِ أَوْ غَيْرُ العِلْمِ
F Tidak akan meraih kesuksesan kecuali yang giat
o       لَنْ يَحْصُلَ عَلَى النَجَاحِ غَيْرُ المُجِدِّ
F Kiat tidak suka kecuali kepada orang yang adil
o       لاَ نُحِبُّ غَيْرَ العَادِلِ
F Suatu bangsa tidak akan jaya tanpa berakhlak
o       لاَ يَسُودُ الشَعْبُ بِغَيْرِ الأَخْلاَقِ
F Para pelajar telah datang kecuali parid yang malas
o       تَقَدَّمَ الطَلَبَةُ سِوَى فَرِيْدٍ الكَسْلاَنِ
Catatan: hukum i'rob غير, سوًى adalah seperti hukum mustasna dengan اِلاَّ , sebagaimana contoh di atas.
& I'rob Mustasna dengan خلا,عَدا danحاشا
( وَالمُسْتَثْنَى بِخَلاَ وَعَدَا وَحَاشَا يَجُوْزُ نَصْبُهُ وَجَرُّهُ نَحْوُ قَامَ القَوْمُ خَلاَ زَيْدًا وَزَيْدٍ وَعَدَا عَمْرًا وَعَمْرٍو وَحَاشَا بَكْرًا وَبَكْرٍ ).
I'rob mustasna dengan خلا,عَدا danحاشا boleh dinashobkan sebagai maf'ul bih ( menurut pendapat yang mengatakan bahwa itu adalah fiil ) dan boleh juga dijarkan ( menurut pendapat yang mengatakan bahwa خلا, عَد dan حاشا adalah haraf ).
Contoh:
&  قَامَ القَومُ خَلاَ زَيْدًا اَوْزَيْدٍ ( عَدَا زَيْدًا اَوْعَدَا زَيْدٍ حَاشَازَيْدًا اَو حَاشَا زَيْدٍ )
&  مَا قَامَ القَوْمُ خَلاَ زَيْدًا اَوْزَيْدٍ ( عَدَا, حَاشَا )
&  مَا قَامَ خَلاَ زَيْدًا اَوْزَيْدٍ ( عَدَا, حَاشَا )


Baca selengkapnya